, Indonesia
979 views
Left to right: BCA's Vice President Feterli Marie, BCA’s Senior Vice President Tjoeng Haryanto, and Hans Canggadibrata, Partner, Boston Consulting Group

BCA menetapkan patokan di sektor mikrofinansial Indonesia

Pendekatan inovatif mencerminkan komitmen bank dalam mendorong inklusi keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Mikrofinansial terbukti menjadi tema yang menarik di Asian Banking & Finance Forum Jakarta yang diadakan di Indonesia, dengan para eksekutif senior dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menjadi sorotan utama di Shangri-La Jakarta pada 14 Mei.

Senior Vice President BCA, Tjoeng Haryanto, dan Vice President Feterli Marie membagikan wawasan dan strategi yang kaya untuk memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.

Mereka membahas bagaimana BCA menyesuaikan pendekatannya untuk lebih baik melayani segmen penting ini, mereka mengungkapkan strategi yang terintegrasi dan komprehensif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui inklusi keuangan.

“Di BCA, sejalan dengan visi kami untuk menjadi bank pilihan yang melayani komunitas dan pilar vital dalam ekonomi Indonesia, kami fokus pada pengembangan UMKM,” kata Tjoeng.

Dengan menekankan peran penting UMKM dalam menggerakkan roda ekonomi selama pandemi, eksekutif BCA memberikan apresiasi yang pantas terhadap kontribusi sektor ini terhadap ketahanan Indonesia.

“Kami memahami UMKM memiliki sektor bisnis yang beragam, mulai dari daerah pertanian terpencil hingga pusat perkotaan seperti Jakarta. Keragaman ini memerlukan solusi yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan spesifik mereka,” tegas Tjoeng.

Untuk memenuhi kebutuhan ini, BCA menerapkan strategi tiga pilar yang mencakup solusi perbankan, perdagangan, dan pendanaan.

Mengelaborasi pendekatan ini, Feterli menekankan upaya bank meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan bagi UMKM mikro. “Salah satu produk kunci kami untuk solusi perbankan kini tersedia di Playstore, memungkinkan UMKM mikro mendaftar Qris secara online tanpa perlu mengunjungi cabang. Ini menyederhanakan proses bagi nasabah kami dan memastikan mereka memiliki akses mudah ke layanan keuangan,” jelasnya.

Teknologi dalam solusi mikrofinansial

Menjadi moderator diskusi tersebut, Hans Canggadibrata dari BCG menggali lebih banyak wawasan dari para pembicara panel mengenai peran krusial teknologi dalam solusi mikrofinansial untuk usaha kecil.

Menyadari peran penting teknologi dalam upaya BCA untuk membuat mikrofinansial lebih mudah diakses dan hemat biaya, Feterli mengatakan: “Kami percaya teknologi adalah gerbang menuju lebih banyak peluang.”

Dia mengungkapkan bahwa integrasi digital adalah bagian dari strategi lebih luas bank untuk menciptakan ekosistem yang mendukung UMKM, mulai dari transaksi hingga pendanaan. “Ruang pemrosesan M2M (Machine-to-Machine) BCA memungkinkan nasabah untuk mengisi aplikasi kredit secara online, yang terintegrasi langsung dengan sistem kredit kami, memastikan pemrosesan secara real-time,” jelasnya.

Tjoeng menambahkan BCA sedang membangun ekosistem digital untuk mendukung UMKM secara lebih komprehensif. “Kami telah menciptakan perjalanan dari transaksi ke pendanaan. Saat UMKM bertransaksi lebih banyak dengan kami, kami dapat menganalisis arus kas mereka dan memberikan penilaian kredit yang lebih akurat,” katanya.

Metode ini memastikan transparansi dan efisiensi, yang merupakan kunci untuk membangun kepercayaan dan keandalan di antara UMKM.

Salah satu fitur unggulan dari solusi mikrofinansial BCA adalah fokusnya pada penyederhanaan dan percepatan proses aplikasi kredit.

Dengan memanfaatkan analitik data yang canggih dan otomatisasi, BCA dapat menawarkan produk kredit yang disesuaikan dengan kebutuhan unik masing-masing UMKM.

Pendekatan ini tidak hanya mempercepat proses persetujuan, tetapi juga mengurangi beban administratif pada pemilik usaha kecil, memungkinkan mereka untuk lebih fokus pada pertumbuhan bisnis daripada terjebak dalam tumpukan dokumen.

Memperluas jangkauan fisik dan digital

Untuk mengatasi hambatan geografis dan meningkatkan aksesibilitas, BCA juga memperluas kehadiran fisiknya di daerah pedesaan.

“Kami telah membuka cabang di KCP Merauke, Maumere, Sibolga, dan Labuan Bajo agar lebih dekat dengan nasabah kami,” kata Feterli dalam forum di Jakarta.

Selain itu, kemitraan di bawah program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan pemerintah membantu memperluas jangkauan BCA.

KUR mengacu pada pinjaman modal kerja atau investasi untuk UMKM dan koperasi di bidang bisnis yang produktif dan layak tetapi belum bankable. Oleh karena itu kemitraan tersebut memastikan usaha terkecil di daerah terpencil memiliki akses ke layanan keuangan yang penting.

Para eksekutif BCA juga menyebutkan bagaimana mereka melibatkan pekerja dengan upah minimum di kota atau kabupaten dalam acara seperti UMK Invest untuk memfasilitasi partisipasi e-commerce bagi UMKM, untuk lebih memperluas jangkauan pasar mereka.

BCA menekankan bahwa mempertahankan tingkat pembayaran yang sehat sangat penting untuk keberlanjutan inisiatif mikrofinansial ini. Inilah sebabnya Tjoeng menekankan pentingnya memahami kapasitas pembayaran nasabah melalui pemantauan transaksi yang detail.

“Kami menganalisis riwayat transaksi mereka dan portofolio pinjaman eksternal untuk memastikan mereka memenuhi syarat untuk kredit. Bagi usaha mikro yang tidak memiliki laporan keuangan formal, kami terkadang mengandalkan dokumentasi alternatif dari aliran pendapatan mereka,” ujarnya.

Pendekatan ini memungkinkan BCA untuk menilai kelayakan kredit secara akurat, seimbang antara aksesibilitas dan stabilitas keuangan.

 

BCA menjalankan komitmen terhadap keuangan berkelanjutan

Bank asal Indonesia ini mempertimbangkan aspek lingkungan dan tata kelola dalam keputusan pemberian pinjaman.

Platform pembayaran PingPong memperoleh lisensi PJP di Indonesia

PingPong mengincar ekspansi ke pasar ekspor senilai $320 miliar di negara tersebut.

Margin yang lebih tinggi dan biaya operasional rendah mendukung pertumbuhan laba Bank Central Asia di kuartal II

Laba bersih bank di semester I tahun ini $1,65 miliar, 11% lebih tinggi dibandingkan semester I 2023.

BRI melaporkan laba sebesar $1,83 miliar (Rp29,9 triliun) pada kuartal II

Direktur Utama Sunarso menyanjung distribusi kredit dan DPK bank.

Pinjaman baru Indonesia meningkat pada kuartal kedua (Q2)

Penyaluran pinjaman baru diperkirakan akan terus tumbuh pada kuartal ketiga (Q3).

Nasabah privilege banking UOB Indonesia mendapat akses gratis ke lounge bandara

Nasabah dapat mendapatkan hingga 10 tiket masuk gratis setiap tahun.

Pemotongan suku bunga di paruh kedua 2024 kemungkinan akan meningkatkan pendapatan bank di Indonesia

Siklus pemotongan suku bunga sering kali mempercepat pendapatan bank.

Net interest margin (NIM) BRI diperkirakan turun 31bp di 2024

NIM diperkirakan akan pulih 25bp pada 2025.

Permintaan untuk pembayaran digital semakin meningkat di Indonesia

Dua pemimpin layanan keuangan digital menekankan pentingnya kolaborasi daripada persaingan.