, Philippines
909 views
Deputy Governor Mamerto Tangonan of the BSP.

Bank sentral Filipina bersiap untuk transfer cross-border secara instan

Otoritas moneter di Asia bersiap meluncurkan Project Nexus ke pasar.

Filipina tengah bekerja sama dengan Malaysia dan Jepang untuk menghubungkan sistem pembayaran instan mereka bagi para merchant, meskipun tujuan akhirnya adalah melampaui hubungan bilateral menuju pendekatan multilateral, menurut seorang pejabat senior bank sentral.

“Kami membayangkan para merchant di sini dapat menerima pembayaran dari turis Malaysia atau warga Malaysia yang tinggal di Filipina, dan sebaliknya,” kata Mamerto Tangonan, Wakil Gubernur Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) kepada Asian Banking & Finance.

Tangonan, yang juga menjabat sebagai head of payment dan currency di BSP, mengatakan Filipina sudah lebih dari siap untuk pembayaran dan transaksi cross-border secara instan.

“Kami sudah memiliki sistem pembayaran instan sejak 2018,” katanya melalui Zoom. “Yang perlu kami lakukan dari sisi teknologi hanyalah menghubungkannya dengan sistem pembayaran lain melalui sebuah hub.”

Setelah berhasil, sebuah bank sentral seperti BSP hanya perlu menghubungkan sistem pembayarannya ke satu jaringan dan secara otomatis memiliki akses ke banyak yurisdiksi. Namun, hal ini agak rumit karena perbedaan aturan anti-money laundering yang di setiap negara, katanya.

Financial Action Task Force (FATF) yang berbasis di Paris pada Februari telah menghapus Filipina dari daftar yurisdiksi yang berada dalam pemantauan ketat terkait risiko “dirty money,” dengan mengutip kemajuan dalam upaya negara tersebut melawan pencucian uang dan pendanaan terorisme.

Filipina telah masuk dalam daftar abu-abu sejak Juni 2021. Tangonan mengatakan bahwa harmonisasi aturan anti-money laundering membutuhkan banyak pekerjaan, termasuk memastikan bahwa setiap transaksi bebas dari noda kecurangan.

Penerapan ISO 20022 yang merupakan standar pertukaran data elektronik antar bank secara global sedikit banyak telah membantu mengurangi tantangan ini.

Filipina juga menjadi bagian dari Project Nexus, sebuah inisiatif dari Innovation Hub milik Bank for International Settlements (BIS) yang bertujuan untuk menyeragamkan cara sistem pembayaran instan saling terhubung.

Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pembayaran cross-border dengan menghubungkan berbagai sistem pembayaran instan domestik di seluruh dunia untuk menciptakan transaksi internasional yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih mudah diakses.

Tangonan mengatakan sejumlah bank sentral di Asia, termasuk Singapura, Thailand, Malaysia, India, dan Filipina, saat ini berada pada tahap akhir pengembangan dan peluncuran Project Nexus ke pasar.

Tangonan optimistis Nexus juga akan memberi manfaat bagi bank-bank daerah dan penerbit uang elektronik non-bank, yang nasabahnya mencakup keluarga para pekerja migran Filipina yang secara rutin mengirim uang pulang.

“Ini memperluas akses terhadap pembayaran cross-border,” katanya. “Kini, misalnya, penerima kiriman uang dari luar negeri dapat langsung menerima dana ke rekening mereka meskipun itu di bank daerah dengan biaya yang sangat rendah, kecepatan sangat tinggi, dan cara yang sangat transparan.”

Pada 2027, seorang warga Filipina bisa bepergian ke Singapura dan cukup memindai QR Code PayNow milik Singapura untuk melakukan pembayaran, kata Tangonan. “Anda bisa makan laksa di hawker center. Sedangkan untuk turis yang datang ke Boracay, mereka bisa membeli taho (puding tahu manis) hanya dengan memindai QR Code PH dari pedagang taho.”

Ia mengatakan biaya pembayaran cross-border melalui Project Nexus akan berada “jauh di bawah” tarif yang direkomendasikan negara-negara G20. Pembayaran akan dikreditkan dalam waktu kurang dari satu menit, tambahnya.

 

Bank dan asuransi di Filipina didorong mengadopsi AI yang berpusat pada manusia

Adopsi AI seharusnya berfokus pada inklusi keuangan, pengalaman nasabah, dan personalisasi.

Choo Wan Sim dari UOB: Bankir perempuan membutuhkan work-life balance

Mantan pramugari yang kini memimpin divisi digital bank ini juga menekankan pentingnya peran mentor.

Gen Z membutuhkan informasi yang tepat dalam sekejap

AI dapat membantu tim pemasaran lembaga keuangan menyelesaikan tugas ini.

Bagaimana embedded finance dan AI membentuk ulang sektor keuangan Malaysia

Migrasi nilai ke pelaku non-bank dengan model yang “terfokus” semakin cepat.

Mewaspadai potensi gejolak di perbankan dari SWF Indonesia

Sebuah "pagar institusional" seharusnya melindungi fungsi dasar perbankan dari dana tersebut.

Pengawasan fintech akan diperketat usai kasus Chocolate Finance

Bank sentral mungkin akan memberlakukan persyaratan cadangan untuk memenuhi permintaan penarikan.

Bank sentral Filipina bersiap untuk transfer cross-border secara instan

Otoritas moneter di Asia bersiap meluncurkan Project Nexus ke pasar.

JuanHand mendorong layanan embedded lending lewat kolaborasi dengan e-commerce

Aplikasi pinjaman ini hanya memerlukan KTP, smartphone, dan koneksi internet.

Firma manajemen kekayaan membidik peluang dari ledakan startup di India

Kelompok ultra-kaya mulai melirik perusahaan kecil dan menengah.

Bank Sentral Filipina menyiapkan regulasi AI untuk sektor perbankan

AI tidak boleh mengurangi tanggung jawab bank dalam menjaga privasi data.