
Bank Sentral Filipina menyiapkan regulasi AI untuk sektor perbankan
AI tidak boleh mengurangi tanggung jawab bank dalam menjaga privasi data.
Bank Sentral Filipina berencana mengatur penggunaan AI di sektor perbankan sebagai bagian dari upaya mendorong pemanfaatan yang etis dan peningkatan akurasi teknologi tersebut.
Regulasi yang akan diterbitkan akhir tahun ini ditujukan untuk mengisi 10% hingga 20% area yang masih “belum tersentuh” oleh aturan yang selama ini berlaku namun belum secara spesifik mengatur AI, kata Melchor T. Plabasan, Direktur Senior untuk Risiko Teknologi di Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP).
Aturan tersebut akan mencakup aspek penggunaan AI secara etis, pengelolaan bias, dan peningkatan akurasi AI, di antara hal-hal lainnya, katanya dalam acara Asian Banking & Finance–Insurance Asia Summit 2025 di Manila pada Maret.
“Regulasi ini muncul dari hasil analisis kesenjangan yang kami lakukan,” kata Plabasan kepada Asian Banking & Finance di sela-sela acara tersebut. “[AI] tidak boleh mengurangi tanggung jawab lembaga keuangan dalam menjaga privasi dan kerahasiaan data yang mereka kelola. AI hanyalah alat.”
Plabasan mengatakan dalam forum perbankan Filipina siap bergabung dalam revolusi AI dan membekali diri dengan alat manajemen risiko yang tepat.
Ia menyebut setidaknya ada tiga lembaga yang telah menerbitkan aturan terkait AI. Departemen Perdagangan telah mengeluarkan peta jalan strategi nasional AI, sementara Departemen Teknologi Informasi dan Komunikasi bersama Komisi Layanan Sipil telah menerbitkan nota bersama mengenai penggunaan AI yang etis dan dapat dipercaya di lingkungan pemerintahan.
Sementara itu, menurut Plabasan, sejumlah regulasi yang sudah ada seperti Intellectual Property Code, Data Privacy Act of 2012 dan Financial Products and Services Consumer Protection Act juga mencakup berbagai aspek penggunaan AI.
Ia menyatakan bahwa bank sentral berharap pemanfaatan AI dapat mendorong aktivitas pemberian kredit, khususnya oleh bank-bank digital.
“Mereka agak lambat dalam hal penyaluran kredit,” ujarnya. “Saya ingin melihat kedewasaan AI dalam konteks penilaian kredit (credit scoring), karena hal itu dapat membantu meningkatkan jumlah dana yang bisa disalurkan oleh bank digital, yang pada akhirnya juga dapat mendorong profitabilitas.”
Plabasan juga menambahkan BSP berencana menerbitkan makalah kebijakan (whitepaper) mengenai penggunaan AI.