, Singapore
506 views
Photo by Ben Soyka via Unsplash.

Ekosistem, data kunci bagi bank untuk mengimbangi disruptor

Bank harus menjadi pilihan utama nasabah, menurut analis.

Bank yang ingin tetap kompetitif harus berjuang untuk menjadi bank pilihan utama nasabah, menurut seorang pakar.

Isaac Tan, mitra di Boston Consulting Group (BCG), mengatakan bahwa bank harus merombak strategi mereka dengan memulai dari memenangkan hubungan utama dengan nasabah.

"Saat ini, bank semakin menjadi utilitas sebagai penyedia neraca. Bagaimana bank melampaui itu untuk memberikan nilai tambah? Melalui koneksi manusia dan posisi sebagai penasihat," kata Tan, berbicara kepada peserta Asian Banking & Finance Forum Malaysia 2024 yang diadakan di DoubleTree by Hilton Kuala Lumpur.

Ekosistem

Kunci untuk mencapai hal ini adalah dengan mengembangkan ekosistem. Namun, bagi banyak bank, membangun kemitraan ekosistem masih menjadi tantangan, kata Tan.

Keuangan yang embedded adalah salah satu jawabannya.

“Bank perlu memikirkan permainan apa yang ingin dimainkan dalam kemitraan ekosistem. Banyak pembicaraan tentang keuangan embedded. Bagaimana bank menyematkan sesuatu dalam ekosistem lain?” kata Tan.

“Bank saat ini berbicara tentang e-commerce embedded.. yang merupakan upaya bank untuk menciptakan platform e-commerce di saluran mereka sehingga nasabah dapat melakukan e-commerce dan perbankan di platform yang sama,” tambahnya.

Namun, Tan memperingatkan bahwa bank harus menemukan strategi yang tepat. Semuanya masih dalam mode friendly-model, menurut Tan, tanpa "musuh yang jelas." Ini berarti bahwa di masa depan, “teman-teman” ini juga dapat menjadi musuh bagi bank.

Di saat yang sama, pesaing di suatu bidang bisa menjadi mitra yang memungkinkan bank untuk melakukan lebih banyak.

Data

Generasi nasabah yang baru ingin berinteraksi secara online. Sekitar 7 dari 10 (70%) nasabah ingin berhubungan dengan bank mereka secara online dan menginginkan semua kebutuhan perbankan mereka dilakukan secara digital, menurut Tan.

Meski keamanan menjadi perhatian, namun nasabah bersedia berbagi data mereka dengan bank jika mereka percaya hal itu dapat memberikan nilai tambah.

“Data untuk nilai sangat penting. Bagaimana bank harus  menciptakan brand yang relevan bagi mereka? Ini tidak lagi hanya tentang kepercayaan pada bank. Ini juga tentang branding dan alasan yang bisa mereka lihat sebagai tujuan,” kata Tan.

Ekspektasi pun telah berubah: bank diharapkan mencari cara baru untuk melakukan berbagai hal, baik itu perbankan terbuka, pencegahan kejahatan finansial, perlindungan konsumen, atau privasi data, tambah Tan.

 

Bank dan asuransi di Filipina didorong mengadopsi AI yang berpusat pada manusia

Adopsi AI seharusnya berfokus pada inklusi keuangan, pengalaman nasabah, dan personalisasi.

Choo Wan Sim dari UOB: Bankir perempuan membutuhkan work-life balance

Mantan pramugari yang kini memimpin divisi digital bank ini juga menekankan pentingnya peran mentor.

Superapp BCA dorong pertumbuhan transaksi digital

Transfer antar rekening menjadi layanan yang paling banyak digunakan, disusul oleh pembayaran virtual.

Upaya Chia Seok Hoon dari Citibank memperjuangkan kepentingan rekan kerjanya

Penting untuk fokus pada solusi daripada masalah saat menghadapi kesulitan.

Elayne Ho dari StanChart senantiasa menghadapi tantangan baru dalam meraih kesuksesan

Dia menekankan pentingnya dikelilingi oleh sosok panutan perempuan.

Iris Ng dari OCBC mendukung UKM dan pembiayaan hijau

Bankir ini bekerja untuk mempermudah akses pinjaman modal bagi UKM melalui embedded finance.

Prudential dan StanChart memperkuat kerja sama bancassurance selama 25 tahun

Mereka memiliki kemitraan bancassurance tertua di Singapura dan Asia.

Bank digital Cake mencapai titik impas dengan memenuhi kebutuhan kecil

Bank digital asal Vietnam ini berhasil berkat pinjaman cepat dan kartu kredit dengan batas rendah.

Bank Digital Thailand didorong untuk meninjau ulang strategi bisnis

Mereka sebaiknya mengakuisisi nasabah sejak awal dengan orientasi keuntungan.