, Indonesia
1511 views

Perbankan Indonesia bersatu dalam mendorong inovasi keuangan

Asian Banking & Finance Forum mempertemukan para pemimpin perbankan dengan visi yang sama.

Dalam mendorong budaya inovasi di Indonesia, eksekutif perbankan menemukan kesamaan pandangan tentang peran penting bank digital dan korporat, sebuah pandangan yang ditekankan dalam Asian Banking and Finance yang baru-baru ini diadakan di Shangri-La Jakarta.

Para pemimpin seperti Mayang Ekaputri, Dandy Pandi, Destya Danang Pradityo, Altona Widjaja, dan Anne Suhandojo berkumpul dalam sebuah panel untuk membahas strategi memanfaatkan teknologi agar tetap kompetitif dan meningkatkan pengalaman nasabah.

Budaya inovasi

Anne Suhandojo dari HSBC Indonesia menyoroti integrasi global banknya, yang memastikan pertukaran tren pasar dan kebutuhan nasabah yang lancar di jaringan yang mencakup 62 negara. “Kami mengadakan sesi berbagi setiap hari dan mingguan,” jelasnya, menekankan bahwa budaya pembelajaran berkelanjutan ini memungkinkan HSBC beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar.

Sejalan dengan pandangan tersebut, Dandy Pandi dari PT Bank DBS Indonesia menekankan peran krusial transformasi digital yang dipercepat oleh pandemi.

"Pasca-COVID-19, persaingan digital kami berubah secara signifikan," katanya. Pandi menyoroti inisiatif seperti BIFAST, platform transaksi digital yang didukung pemerintah, yang mengalami lonjakan transaksi yang luar biasa.

Dengan mengadopsi Application Programming Interfaces (API), PT Bank DBS Indonesia dapat menyederhanakan berbagai operasi perbankan, mengotomatiskan proses, dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk transaksi. Hal ini menghasilkan layanan yang lebih cepat dan lebih andal bagi nasabah.

Keunggulan kompetitif

Altona Widjaja dari OCBC NISP menekankan fokus strategis bank pada teknologi mutakhir seperti blockchain, AI, dan integrasi API.

“Menyediakan solusi inovatif adalah misi kami,” kata Widjaja, mengutip penerapan alat berbasis AI untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memberikan layanan nasabah yang dipersonalisasi.

Sebagai contoh, kemampuan AI OCBC memungkinkan pemrosesan dokumen yang cepat dan rekomendasi yang dipersonalisasi melalui sistem CRM mereka, yang secara signifikan meningkatkan pengalaman nasabah.

Demikian pula, Destya Danang Pradityo dari Allo Bank menekankan pentingnya membangun infrastruktur teknologi yang lincah.

“Kami memulai dari nol, membangun infrastruktur yang ramping agar bisa cepat beradaptasi dengan kebutuhan pasar,” kenang Pradityo. Dia menjelaskan bagaimana Allo Bank memanfaatkan ekosistemnya, termasuk kemitraan dengan raksasa ritel, untuk menyediakan layanan keuangan yang mudah diakses dan disesuaikan bagi generasi muda yang paham teknologi.

Inovasi di dunia nyata

Mayang Ekaputri dari PT Bank Aladin Syariah Tbk membagikan contoh inovasi disruptif melalui kemitraan banknya dengan Alfamart.

“Dengan mengintegrasikan 19.000 gerai Alfamart, kami secara efektif memperluas layanan perbankan kami ke masyarakat yang lebih luas,” katanya.

Kolaborasi ini memungkinkan Aladin menawarkan layanan keuangan dengan cara yang lebih mudah diakses, terutama bagi mereka yang berada di kota Tier 2 dan Tier 3. Inisiatif ini mengubah transaksi tunai tradisional menjadi digital, mempromosikan inklusi keuangan, dan mendorong kebiasaan menabung yang berkelanjutan di kalangan komunitas yang kurang terlayani.

Visi dan kemitraan strategis

Ke depan, para panelis membagikan visi yang sama tentang masa depan perbankan yang terintegrasi secara teknologi dan fokus pada nasabah.

Suhandojo menguraikan ambisi HSBC untuk menjadi mitra internasional bagi nasabah korporat, memfasilitasi transaksi yang lancar melalui platform seperti Unitransact. Pusat terpusat ini menyederhanakan pertukaran mata uang asing dan pembayaran internasional, mengatasi masalah efisiensi bagi klien korporat.

Pandi, di sisi lain, menyatakan bahwa keamanan dan keandalan dalam perjalanan transformasi digital DBS sangat penting. “Inovasi harus berjalan seiring dengan keamanan,” katanya, menekankan komitmen bank terhadap keamanan bersamaan dengan  teknologi mutakhir dalam memenuhi kebutuhan nasabah yang terus berkembang.

 

Pembekuan pendanaan menghantam penyedia layanan BNPL

Investor semakin sedikit mengalirkan dana ke penyedia layanan BNPL yang sudah menghadapi keuntungan margin yang tipis.

HSBC: Aliansi bank-fintech merupakan win-win

Pemberi pinjaman dapat belajar dari teknologi disruptif sambil membantu mereka mematuhi regulasi.

Tokenisasi aset perdagangan untuk menjembatani kesenjangan pembiayaan

Teknologi blockchain dapat mendesentralisasikan operasi keuangan dan mempermudah akses kredit.

BCA menjalankan komitmen terhadap keuangan berkelanjutan

Bank asal Indonesia ini mempertimbangkan aspek lingkungan dan tata kelola dalam keputusan pemberian pinjaman.

Mengapa UNOBank mendorong embedded finance tumbuh di Filipina

Bagi UNOBank, banking interface terpadu adalah strategi pertumbuhan sekaligus upaya inklusi keuangan.

OCBC mencoba mengurangi kesenjangan manfaat bagi agen properti di Singapura

Produk terbarunya menawarkan manfaat finansial di bidang perbankan, asuransi, dan perdagangan.

Upaya Malaysia menjadi anggota BRICS untuk mendorong perombakan sistem perbankan

Namun, tantangan muncul ketika menjauh dari ketergantungan pada AS dan SWIFT.

Platform pembayaran PingPong memperoleh lisensi PJP di Indonesia

PingPong mengincar ekspansi ke pasar ekspor senilai $320 miliar di negara tersebut.

Merger dan penutupan mengancam 3.800 bank di area pedesaan Cina

Sekitar 70 bank di area tersebut telah merger sejak 2023.