, Indonesia
1612 views

Perbankan Indonesia bersatu dalam mendorong inovasi keuangan

Asian Banking & Finance Forum mempertemukan para pemimpin perbankan dengan visi yang sama.

Dalam mendorong budaya inovasi di Indonesia, eksekutif perbankan menemukan kesamaan pandangan tentang peran penting bank digital dan korporat, sebuah pandangan yang ditekankan dalam Asian Banking and Finance yang baru-baru ini diadakan di Shangri-La Jakarta.

Para pemimpin seperti Mayang Ekaputri, Dandy Pandi, Destya Danang Pradityo, Altona Widjaja, dan Anne Suhandojo berkumpul dalam sebuah panel untuk membahas strategi memanfaatkan teknologi agar tetap kompetitif dan meningkatkan pengalaman nasabah.

Budaya inovasi

Anne Suhandojo dari HSBC Indonesia menyoroti integrasi global banknya, yang memastikan pertukaran tren pasar dan kebutuhan nasabah yang lancar di jaringan yang mencakup 62 negara. “Kami mengadakan sesi berbagi setiap hari dan mingguan,” jelasnya, menekankan bahwa budaya pembelajaran berkelanjutan ini memungkinkan HSBC beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar.

Sejalan dengan pandangan tersebut, Dandy Pandi dari PT Bank DBS Indonesia menekankan peran krusial transformasi digital yang dipercepat oleh pandemi.

"Pasca-COVID-19, persaingan digital kami berubah secara signifikan," katanya. Pandi menyoroti inisiatif seperti BIFAST, platform transaksi digital yang didukung pemerintah, yang mengalami lonjakan transaksi yang luar biasa.

Dengan mengadopsi Application Programming Interfaces (API), PT Bank DBS Indonesia dapat menyederhanakan berbagai operasi perbankan, mengotomatiskan proses, dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk transaksi. Hal ini menghasilkan layanan yang lebih cepat dan lebih andal bagi nasabah.

Keunggulan kompetitif

Altona Widjaja dari OCBC NISP menekankan fokus strategis bank pada teknologi mutakhir seperti blockchain, AI, dan integrasi API.

“Menyediakan solusi inovatif adalah misi kami,” kata Widjaja, mengutip penerapan alat berbasis AI untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memberikan layanan nasabah yang dipersonalisasi.

Sebagai contoh, kemampuan AI OCBC memungkinkan pemrosesan dokumen yang cepat dan rekomendasi yang dipersonalisasi melalui sistem CRM mereka, yang secara signifikan meningkatkan pengalaman nasabah.

Demikian pula, Destya Danang Pradityo dari Allo Bank menekankan pentingnya membangun infrastruktur teknologi yang lincah.

“Kami memulai dari nol, membangun infrastruktur yang ramping agar bisa cepat beradaptasi dengan kebutuhan pasar,” kenang Pradityo. Dia menjelaskan bagaimana Allo Bank memanfaatkan ekosistemnya, termasuk kemitraan dengan raksasa ritel, untuk menyediakan layanan keuangan yang mudah diakses dan disesuaikan bagi generasi muda yang paham teknologi.

Inovasi di dunia nyata

Mayang Ekaputri dari PT Bank Aladin Syariah Tbk membagikan contoh inovasi disruptif melalui kemitraan banknya dengan Alfamart.

“Dengan mengintegrasikan 19.000 gerai Alfamart, kami secara efektif memperluas layanan perbankan kami ke masyarakat yang lebih luas,” katanya.

Kolaborasi ini memungkinkan Aladin menawarkan layanan keuangan dengan cara yang lebih mudah diakses, terutama bagi mereka yang berada di kota Tier 2 dan Tier 3. Inisiatif ini mengubah transaksi tunai tradisional menjadi digital, mempromosikan inklusi keuangan, dan mendorong kebiasaan menabung yang berkelanjutan di kalangan komunitas yang kurang terlayani.

Visi dan kemitraan strategis

Ke depan, para panelis membagikan visi yang sama tentang masa depan perbankan yang terintegrasi secara teknologi dan fokus pada nasabah.

Suhandojo menguraikan ambisi HSBC untuk menjadi mitra internasional bagi nasabah korporat, memfasilitasi transaksi yang lancar melalui platform seperti Unitransact. Pusat terpusat ini menyederhanakan pertukaran mata uang asing dan pembayaran internasional, mengatasi masalah efisiensi bagi klien korporat.

Pandi, di sisi lain, menyatakan bahwa keamanan dan keandalan dalam perjalanan transformasi digital DBS sangat penting. “Inovasi harus berjalan seiring dengan keamanan,” katanya, menekankan komitmen bank terhadap keamanan bersamaan dengan  teknologi mutakhir dalam memenuhi kebutuhan nasabah yang terus berkembang.

 

Bank dan asuransi di Filipina didorong mengadopsi AI yang berpusat pada manusia

Adopsi AI seharusnya berfokus pada inklusi keuangan, pengalaman nasabah, dan personalisasi.

Choo Wan Sim dari UOB: Bankir perempuan membutuhkan work-life balance

Mantan pramugari yang kini memimpin divisi digital bank ini juga menekankan pentingnya peran mentor.

Gen Z membutuhkan informasi yang tepat dalam sekejap

AI dapat membantu tim pemasaran lembaga keuangan menyelesaikan tugas ini.

Bagaimana embedded finance dan AI membentuk ulang sektor keuangan Malaysia

Migrasi nilai ke pelaku non-bank dengan model yang “terfokus” semakin cepat.

Mewaspadai potensi gejolak di perbankan dari SWF Indonesia

Sebuah "pagar institusional" seharusnya melindungi fungsi dasar perbankan dari dana tersebut.

Pengawasan fintech akan diperketat usai kasus Chocolate Finance

Bank sentral mungkin akan memberlakukan persyaratan cadangan untuk memenuhi permintaan penarikan.

Bank sentral Filipina bersiap untuk transfer cross-border secara instan

Otoritas moneter di Asia bersiap meluncurkan Project Nexus ke pasar.

JuanHand mendorong layanan embedded lending lewat kolaborasi dengan e-commerce

Aplikasi pinjaman ini hanya memerlukan KTP, smartphone, dan koneksi internet.

Firma manajemen kekayaan membidik peluang dari ledakan startup di India

Kelompok ultra-kaya mulai melirik perusahaan kecil dan menengah.

Bank Sentral Filipina menyiapkan regulasi AI untuk sektor perbankan

AI tidak boleh mengurangi tanggung jawab bank dalam menjaga privasi data.