Laba dua digit, pertumbuhan pinjaman di cakrawala BCA Indonesia
Laba bersih akan naik 21% year-on-year.
Bank Central Asia (BCA) Indonesia menuju laba dua digit dan pertumbuhan pinjaman pada 2023.
Pinjaman bank diperkirakan tumbuh sebesar 11,4% untuk setahun penuh 2023, didorong oleh segmen komersial dan ritel, menurut laporan UOB Kay Hian. Bank juga akan melaporkan laba yang solid untuk tahun ini, dengan pertumbuhan laba bersih setahun penuh sebesar 21% year-on-year.
“Pertumbuhan laba bersih yang solid akan datang dari pertumbuhan pinjaman remaja yang rendah, ekspansi NIM 35 basis poin (bp), pengendalian biaya, dan penurunan biaya kredit sebesar 15 bp.” kata Posmarito Pakpahan, analis UOB Kay Hian.
Franchise account and saving account (CASA) bank yang solid, serta suku bunga acuan yang stabil, juga akan mendukung cost of fund (CoF) yang stabil pada paruh kedua 2023. Rendahnya CoF akan mendukung pertumbuhan pinjaman dua digit bank untuk 2023.
Bank Central Asia mendominasi pasar CASA Indonesia, dengan pangsa pasar 15%, kata UOB Kay Hian. Waralaba ini juga menyumbang 81% dari total simpanan bank, dengan rekening tabungan menyumbang 64% dari CASA-nya per Juni 2023.
ALSO READ: Indonesian banks must prioritize digitalisation, boost financial inclusion — experts
“Mengingat CoF-nya rendah, BCA memiliki banyak fleksibilitas untuk mengembangkan dan mengelola aset,” kata Pakpahan.
Kredit BCA juga menuju pertumbuhan yang stabil. Pinjaman konsumen naik 21% tahun ke tahun di H1, berkat pinjaman hipotek dan otomotif.
Persaingan sengit di segmen korporasi, kata UOB Kay Hian, tetapi CoF BCA yang rendah memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan rekan-rekannya. BCA juga memiliki likuiditas yang cukup dengan rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) sebesar 68,7% pada Juni 2023–salah satu yang terendah di industri, kata UOB Kay Hian.