Margin yang lebih tinggi dan biaya operasional rendah mendukung pertumbuhan laba Bank Central Asia di kuartal II
Laba bersih bank di semester I tahun ini $1,65 miliar, 11% lebih tinggi dibandingkan semester I 2023.
Laba bersih Bank Central Asia (BCA) tumbuh 10,7% secara tahunan (YoY) menjadi hampir Rp13,98 triliun ($858,04 juta) di kuartal II, didorong oleh perluasan margin bunga dan penurunan biaya.
Net interest margin (NIM) BCA meningkat menjadi 5,8% di kuartal II. Ini berkat "perubahan dalam komposisi aset dan penggunaan pendanaan yang lebih efisien," kata Posmarito Pakpahan, analis dari UOB Kay Hian (UOBKH).
Laba bersih untuk enam bulan pertama 2024 mencapai Rp26,88 triliun ($1,65 miliar), meningkat 11% dibandingkan semester pertama 2023. Ini sesuai dengan ekspektasi UOBKH, yang mencakup lebih dari setengah estimasi laba tahun penuh 2024.
BCA juga mengalami penurunan 8,4% dalam biaya operasional (opex) dan penurunan 20 basis poin (bp) dalam biaya kredit pada kuartal II, kata Pakpahan.
Pinjaman naik 15,5% YoY di kuartal II, didorong oleh segmen pinjaman korporasi (19,9%), pinjaman konsumen (13,6%), dan pinjaman usaha kecil dan menengah (UKM) yang tumbuh 12,76%.
Biaya operasional (opex) turun 8,4% dibandingkan kuartal I, dengan biaya tenaga kerja turun 17%, menurut UOBKH.
Dengan pertumbuhan opex yang lebih rendah dibandingkan pinjaman, rasio biaya terhadap pendapatan tercatat sebesar 30,7% dalam enam bulan pertama 2024.
Rasio Loans at Risk (LaR) turun menjadi 6,3% pada Juni, dibandingkan 8,7% pada Januari 2023 dan 6,6% pada Desember 2023.
Rasio kredit bermasalah (Non-performing loans/NPL) berada pada level "terkendali" sebesar 2,2% pada Juni, menurut UOBKH. Ini sedikit lebih tinggi dibandingkan 1,9% pada akhir Maret.
(US$1 = IDR16,291.55; as of 31 July 2024, 11:45AM)