
Security Bank percepat transformasi digital lewat aplikasi baru
UMKM menjadi fokus utama dalam upaya modernisasi bank asal Filipina ini.
Security Bank mendorong transformasi teknologi untuk menghadirkan pengalaman perbankan yang lebih cepat, sederhana, dan bernilai bagi segmen ritel maupun bisnis.
Inisiatif ini mencakup pembaruan platform digital, peluncuran aplikasi mobile terbaru, serta integrasi kecerdasan buatan (AI) canggih, dengan agenda peluncuran besar pada kuartal ketiga tahun ini, ungkap Lucose Eralil, Chief Operating Officer sekaligus Executive Vice President Security Bank, kepada Asian Banking & Finance.
Transformasi bank asal Filipina ini menjangkau seluruh technology stack—mulai dari sistem cabang hingga platform perbankan mobile dan online.
Salah satu peningkatan besar adalah aplikasi mobile ritel terbaru yang dilengkapi real-time data streaming, two-factor authentication, serta integrasi akun terpadu. Hingga Mei 2025, aplikasi tersebut telah memiliki lebih dari 900.000 pengguna aktif dan memproses lebih dari 20,5 juta transaksi, jelas Eralil dalam wawancara video.
Security Bank juga menerapkan “strategi berbasis segmen” di seluruh operasionalnya. Pada perbankan ritel, langkahnya mencakup perombakan infrastruktur online banking, penerapan digital onboarding dan electronic Know Your Customer (e-KYC), peningkatan armada ATM, hingga peluncuran alat manajemen keuangan pribadi, tambahnya.
Untuk perbankan bisnis, fokus diarahkan pada pengelolaan perdagangan dan rantai pasok. Bank ini sedang memperbarui platform online dan sistem digital onboarding untuk melayani korporasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan lebih baik.
Dua aplikasi—Security Bank Enterprise untuk perusahaan besar dan Security Bank Business untuk UMKM—akan diluncurkan pada kuartal ketiga. “Kami juga menghadirkan platform kekayaan terbaru yang akan menyederhanakan pengelolaan portofolio sekaligus menyediakan laporan dan wawasan komprehensif,” ujar Eralil dalam jawaban tertulis terpisah.
Bank ini juga menjajaki penggunaan conversational dan agentic AI untuk meningkatkan pengambilan keputusan dan layanan nasabah. Teknologi berbasis AI dalam manajemen penipuan, customer lifecycle management, dan pemasaran personal menjadi bagian dari inovasi yang tengah diuji.
UMKM—yang menyumbang lebih dari 99% bisnis dan 60% tenaga kerja di Filipina—menjadi fokus utama modernisasi bank ini.
Eralil menekankan, UMKM kerap menghadapi kendala seperti keterbatasan akses kredit dan masalah arus kas. Security Bank ingin menutup kesenjangan tersebut lewat solusi keuangan yang sesuai kebutuhan, dukungan pemasaran, serta integrasi teknologi, tambahnya.
Kemitraan strategis berperan penting dalam mempercepat transformasi digital Security Bank. Kolaborasi dengan penyedia teknologi memungkinkan layanan pembayaran real-time yang selalu tersedia, dengan volume sekitar tiga juta transaksi per bulan.
Pendekatan ekosistem Security Bank mencakup kemitraan untuk memperluas penawaran layanan sekaligus membawa praktik terbaik global ke operasionalnya, kata Eralil. Mitra pentingnya termasuk Amazon Web Services yang mendukung migrasi ke cloud; Qualtrics yang memperkuat mekanisme umpan balik nasabah; serta Capgemini yang membantu meluncurkan pusat pembayaran terpusat yang mengintegrasikan jalur pembayaran domestik dan internasional, tambahnya.