, APAC
111 views
Nigel Lee, Senior VP, Ingenico (photo from Ingenico website)

Nigel Lee dari Ingenico bercerita mengapa PPaaS, terminal Android adalah masa depan pembayaran

Dengan cara baru untuk membayar dengan cepat, platform hardware dan software online mungkin lebih baik dalam jangka panjang, kata Lee.

Empat dekade lalu, Ingenico adalah salah satu perintis industri point-of-sale. Saat ini, penyedia terminal pembayaran itu terus mencari cara untuk memajukan industri pembayaran sekaligus menyederhanakan proses pembayaran baru untuk merchant dan pembeli.

“Yang berubah sekarang ada banyak cara untuk membayar, terutama di Asia,” Nigel Lee, senior vice president untuk Ingenico Asia Pasifik, mengatakan kepada Asian Banking and Finance ketika ditanya tentang bagaimana dunia pembayaran telah berubah sejak perusahaan didirikan pada 1980.

Di masa lalu, pembayaran jauh lebih mudah dan sederhana: ketika nasabah masuk ke toko, kemungkinan ada terminal pembayaran tunggal untuk transaksi tanpa uang tunai, catat Lee. Yang harus mereka lakukan hanyalah mengetuk atau menggesek kartu mereka, lalu pergi. Tapi itu telah berubah dengan munculnya pembayaran alternatif: sekarang nasabah, dan terutama merchant, mulai khawatir tentang cara pembayaran yang berbeda-beda.

“Biasanya ada  sekitar enam cara berbeda untuk membayar,” kata Lee dalam obrolan selama Singapore Fintech Festival 2022. “Dan kerumitan itu, terutama bagi merchant, sangat sulit untuk dikelola.”

Ingenico hadir di SFF dengan dua hal: terminal berbasis Android, dan terutama platform pembayarannya sebagai layanan atau PPaaS.

Perjalanan checkout hari ini, terutama dalam e-commerce, melibatkan pilihan antara serangkaian opsi pembayaran yang memusingkan dan mekanisme lain seperti menambahkan asuransi produk dan membayar dengan mencicil. Namun, ini mungkin memerlukan proses yang menyulitkan bagi merchanti, terutama bagi pemilik usaha kecil, karena mengharuskan mereka untuk menginstal semua hardware dan sofware yang diperlukan.

Di sinilah peran platform pembayaran sebagai layanan atau PPaaS masuk. Ingenico akan menghosting software dan hardware melalui internet, memungkinkan merchant online untuk menawarkan platform pembayaran dan penjualan satu atap kepada nasabah mereka.

“Di sisi merchant acquirer, mereka memiliki masalah karena harus berurusan dengan banyak jenis terminal yang berbeda, dan berurusan dengan banyak kategori merchant yang berbeda dan semua kerumitan itu. Yang kami yakini adalah solusi PPOS akan dapat membantu mengatasi masalah tersebut,” kata Lee.

ALSO READ: Real-time cross border payments edges closer to reality with ISO 20022

“Ini tentang mencoba membuat seluruh ekosistem tersedia untuk setiap merchant dan karena itu, memungkinkan jenis proses yang mereka gunakan secara online menjadi bisa sangat tersedia secara offline,” katanya menambahkan.

Pergeseran Paradigma

Jika PPaaS adalah sistem pembayaran masa depan, maka ponsel Android adalah pusat  terminal, setidaknya menurut Ingenico.

“Biasanya, merchant mendapatkan alat pembayarannya dari bank, atau acquirer. Dan bank menginginkan hal-hal tertentu: mereka ingin pembayaran datang kepada mereka. Dan mereka mungkin ingin dapat memegang rekening merchant, ”kata Lee, menjelaskan pengaturan pembayaran saat ini.

Jika berpikir tentang rantai nilai pembayaran, ada dua orang di dalamnya. Salah satunya adalah merchant; dan merchant-acquirer atau bank. Jadi merchant harus menghadapi kerumitan ini, kata Lee. “Dan menurut kami set terminal Android akan sangat membantu merchant menyederhanakan apa yang mereka lakukan,” katanya menambahkan..

Secara khusus, norma pembayaran saat ini menempatkan merchant kecil pada belas kasihan bank, pemberi pinjaman menyediakan hardware, dan mendapatkan bagian dari pendapatan merchant melalui biaya pemrosesan, antara lain, yang kemudian disimpan dalam rekening yang dimiliki oleh bank. Di sisi lain, merchant belum tentu mendapatkan dukungan finansial. Memperoleh pinjaman dari petahana, atau bank tradisional seringkali sulit bagi pemain kecil mengingat profil risikonya.

“Ini yang terjadi dan apa yang kami lakukan adalah mengubah paradigma itu. Kami telah melihat apa yang dibutuhkan merchant.  Pertama-tama, yang mereka butuhkan bukan tombol di layar kecil. Tetapi mereka benar-benar membutuhkan faktor bentuk atau perangkat yang memungkinkan membuat hidup mereka sederhana, di titik commerce, baik untuk mereka maupun konsumen, dan juga staf,” kata Lee.

Follow the link for more news on

Bank masih tertinggal dalam sasaran energi nol bersih

Hanya 7% dari pembiayaan terkait energi yang diberikan oleh bank antara 2016 hingga 2022 yang disalurkan ke proyek energi ramah lingkungan.

Bank BTN Indonesia menunjuk Nixon LP Napitupulu sebagai CEO

Mereka juga telah memutuskan bahwa 20% dari laba bersih 2022 akan digunakan sebagai dividen.

Lareina Wang dari DBS bercerita tentang alasan panutan penting bagi perempuan di dunia perbankan

Hanya 20% bankir di level C-Suite dan yang memegang peran kepemimpinan senior di Hong Kong adalah perempuan.

Danamon Indonesia akan menunjuk Daisuke Ejima sebagai Presiden Direktur yang baru

Rencana ini akan disampaikan setelah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan pada 31 Maret mendatang.

Eksekutif HSBC: Adopsi AI di perbankan bukan perlombaan tetapi masalah kepercayaan

Pengguna AI menikmati pertumbuhan pendapatan rata-rata 50% lebih besar, menurut Accenture.

Apa yang menanti masa depan kripto setelah bencana FTX

Asian Banking & Finance berbicara dengan pakar industri dan pemimpin kripto untuk mempelajari bagaimana bangkrutnya bursa memengaruhi industri.

Niat vs kemampuan: Mengapa model pinjaman harus direvisi untuk mendorong inklusi keuangan

Mekanisme saat ini masih mengecualikan UKM dan UMKM untuk mengakses kredit yang sangat dibutuhkan.

Analis: Tarif yang lebih baik, biaya yang lebih rendah ternyata tidak cukup bagi bank digital untuk mendapat untung

Bank yang dapat memanfaatkan basis nasabah perusahaan induk memiliki peluang sukses yang terbaik.

Platform Buy Now Pay Later berisiko kehilangan kepercayaan ketika mengabaikan Kode Etik SFA

Di bawah Kode Etik, platform Buy Now Pay Later perlu menunjukkan kepada nasabah 'Trustmark' mereka.