Pemotongan suku bunga di paruh kedua 2024 kemungkinan akan meningkatkan pendapatan bank di Indonesia
Siklus pemotongan suku bunga sering kali mempercepat pendapatan bank.
Bank-bank Indonesia diperkirakan akan mendapatkan manfaat dari pemotongan suku bunga yang diharapkan terjadi pada paruh kedua 2024.
Siklus pemotongan suku bunga memiliki dampak positif pada bank-bank Indonesia karena pendapatan mereka cenderung meningkat selama dan setelah pemotongan suku bunga, menurut analis UOB Kay Hian, Posmarito Pakpahan.
“Pemotongan suku bunga dapat: memperluas NIM karena dana disesuaikan lebih cepat daripada aset, meskipun hal ini juga tergantung pada lingkungan likuiditas; merangsang permintaan pinjaman dan menyediakan lingkungan pendanaan yang lebih baik bagi bank; serta menurunkan biaya kredit pada saat ekspansi ekonomi,” kata Pakpahan dalam laporan terbaru UOB Kay Hian tentang perbankan Indonesia.
Laporan tersebut menyebutkan investor dikabarkan mengantisipasi 1-2 kali pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS pada paruh kedua tahun ini. Pemotongan suku bunga pertama mungkin akan dilakukan pada September 2024. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya sepanjang tahun ini, kemudian melonggarkan kebijakan moneter di 2025.
Kondisi ini membuka kemungkinan bagi bank-bank Indonesia untuk meningkatkan margin pendapatan bunga bersih (NIM) mereka pada paruh kedua 2024, menurut Pakpahan. Hal ini mengacu pada sentimen investor.
“Secara keseluruhan, secara [year-on-year], kami percaya NIM secara keseluruhan akan relatif stabil atau menurun, mengingat biaya dana yang tinggi akan tetap ada pada paruh kedua 2024 akibat suku bunga yang tinggi dan persaingan ketat di sisi pendanaan,” kata Pakpahan.
“Namun, secara [quarter-on-quarter], NIM bisa lebih tinggi berkat optimalisasi neraca, repricing pinjaman, dan penyeimbangan pertumbuhan deposito dan pinjaman oleh bank-bank,” tambah Pakpahan.