Bank Negara Indonesia akan mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7% di 2024
UOBKH memangkas perkiraan laba dan NIM bank tersebut.
Net interest margin (NIM) Bank Negara Indonesia (BBNI) akan terbebani oleh persaingan dari likuiditas yang lebih ketat dan diperkirakan tidak adanya pemotongan suku bunga bank sentral pada paruh kedua 2024.
Dalam sebuah laporan, UOB Kay Hian (UOBKH) menurunkan perkiraan pertumbuhan laba bersih bank Indonesia tersebut untuk dua tahun ke depan karena penurunan asumsi NIM.
Meskipun perkiraan lebih rendah, BBNI masih diperkirakan akan mencatat pertumbuhan laba bersih sekitar 7% pada 2024 dan 8,8% pada 2025.
UOBKH mencatat bahwa pertumbuhan kredit bank tersebut meningkat 12,6% secara tahunan (YoY) pada bulan Mei, dibandingkan dengan pertumbuhan kredit satu digit di 2023.
Bank digital Hibank, yang berfokus pada UKM dan merupakan bagian dari BBNI, juga mencatat pertumbuhan kredit yang kuat sebesar 76% di April.
Net interest margin meningkat sebesar 14 basis poin (bp) dalam lima bulan pertama 2024, dibandingkan dengan periode Q1, menurut UOBKH.
Namun, biaya dana (CoF) tetap tinggi di angka 3,1% dalam lima bulan pertama 2024.
“Kami memperkirakan CoF akan tetap tinggi karena persaingan ketat dalam menghimpun dana pihak ketiga dari penerbitan obligasi pemerintah yang tinggi, Surat Berharga Rupiah Bank Indonesia (SBRI), dan Surat Berharga Valas Bank Indonesia (SVBI),” kata Pakpahan.
Pakpahan melihat adanya “tren yang menggembirakan” pada pertumbuhan suplai uang (M2), yang meningkat menjadi 7,6% YoY pada Mei 2024, dari pertumbuhan 3-4% pada Q4 2023.